Canberra - Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd, menuduh pihak oposisi berkomplot dengan raja media Rupert Murdoch menjelang pemilihan umum bulan depan.

Komentar itu diungkapkan untuk menanggapi foto yang dipajang di koran milik Murdoch yang menggambarkan Rudd sebagai Kolonel Klink, seorang komandan Nazi dalam seri komedi 1960-an, Hogan's Heroes.

Foto tersebut muncul dalam edisi Kamis 8 Agustus juga menampilkan Wakil Perdana Menteri, Anthony Albanese, dan anggota parlemen Craig Thomson, sebagai tokoh lain dalam komedi tentang tahanan perang Jerman itu.

Koran The Daily Telegraph terbitan Australia juga pernah menulis, "Tendang gerombolan ini ke luar" sehari setelah Klik Rudd mengumumkan pemilu akan digelar pada 7 September.

Menurut Rudd, raja media global tersebut campur tangan dalam pemilu demi kepentingan bisnisnya.

Dalam pemilihan umum Klik Australia bulan depan, Rudd -yang menggantikan Julia Gillard sebagai pemimpin Partai Buruh, Juni lalu- menghadapi persaingan ketat melawan Tony Abbot dari koalisi Liberal-Nasional.

Bermotif bisnis?

Rudd menambahkan bahwa Murdoch memperlihatkan dengan pernyataan langsungnya bahwa dia ingin Abbot menggantikannya sebagai perdana menteri.

Oleh karena itu dia mendesak agar Abbot mengungkap semua pembicaraan yang mungkin dilakukannya dengan Murdoch terkait dengan Jaringan Penyiaran Partai Buruh, NBN, yang -menurut Rudd- dikhawatirkan mengancam kepentingan bisnis Foxtel, yang sebagian dimiliki Murdoch.

Grup media Murdoch, News Corporation, merupakan kelompok yang dominan dalam pasar surat kabar di Australia dan The Daily Telegraph mengambil posisi menentang keras Rudd.

Tony Abbot langsung menanggapi tuduhan Rudd dengan mengatakan perdana menteri 'berkulit tipis'.

"Apakah saya pernah berbicara dengan Rupert Murdoch tentang NBN? Tidak, tidak pernah," tegasnya.

Sementara Murdoch lewat pesan Twitter mempertanyakan pendanaan NBN yang berjanji akan memberikian layanan internet supercepat ke setiap rumah di Australia.

Bagaimanapun News Corporation menegaskan bahwa kebijakan redaksinya sama sekali tidak berkaitan dengan kepentingan bisnis Foxtel. Red dari BBC

Tokyo - Berbagai stasiun penyiaran Jepang menolak untuk menyiarkan iklan televisi “pintar” terbaru Panasonic, tutur pihak manufaktur pada Senin, di tengah spekulasi bahwa mereka merasa terancam oleh fungsi gabungan TV dan Internetnya.

Stasiun penyiaran swasta, dalam kasus yang jarang menolak iklan penting, mengatakan bahwa mereka tidak akan menayangkan iklan produk itu, menurut laporan tersebut.

“IPTV, atau televisi pintar, merupakan sebuah area pelayanan baru, dan kami sedang dalam pembicaraan untuk membuat aturan baru dalam penyiaran,” ujar Panasonic dalam pernyataannya. “Kami sedang menahan diri dari melontarkan pernyataan lebih lanjut.”

Para pengguna situs yang melihat iklan tersebut dan tersedia di situs YouTube, mengecam para penyiar yang tampaknya secara memihak berupaya untuk melindungi medium mereka dari kompetisi.

“Penyiaran terrestrial berakhir dikarenakan telah gagal menyesuaikan diri dengan tren,” ujar salah satu pesan di bawah video dari Desuzo Otaku. “Lupakan. Kita hidup di era Internet.”

“LG, Samsung sudah merilis iklan televisi serupa sejak lama, namun mereka tidak bisa menayangkannya di Jepang,” kata pesan lainnya dari tairaomote, merujuk pesaing Panasonic asal Korea Selatan tersebut.

Jepang memiliki penayangan siaran yang maju dan kompetitif, serta budaya Internet yang berkembang.

Namun, meskipun terkenal dengan reputasi kehebatan inovasinya, Jepang terkadang lambat mengadopsi bentuk teknologi baru. Sebagian besar perusahaan mengkritik karena tidak menyesuaikan diri dengan perubahan dalam mode konsumsi. Red dari afp/ant

Islamabad - Asosiasi Penyiaran Pakistan menghentikan penayangan iklan kondom setelah menerima lebih dari seribu pengaduan yang menilai penayangan iklan itu selama bulan Ramadan, sebagai tidak bermoral.

Iklan itu menampilkan sepasang suami istri yang heran bagaimana tetangganya berhasil memiliki seorang istri yang glamor. Pertanyaan pasangan itu terjawab ketika tetangga mereka membuka rahasianya yaitu kondom merek "Josh". "Josh" dalam Bahasa Urdu berarti "kesenangan".

"Orang-orang mengeluh tidak ingin menyaksikan iklan tidak bermoral seperti itu di televisi selama bulan suci, " kata Fakharuddin Mughar, juru bicara untuk Badan Pengatur Media Elektronik Pakistan.

Iklan tersebut telah secara sukarela ditarik oleh Asosiasi Penyiaran Pakistan, ia menambahkan.

Pakistan adalah sebuah negara dengan penduduk mayoritas Muslim, tempat orang mengisi bulan suci dengan berpuasa dan berdoa.

Negara ini memiliki sejarah panjang untuk melarang hal-hal yang dianggap ofensif. Laman berbagi video, YouTube, telah dilarang selama hampir setahun setelah keluhan yang menyebutkan jika laman itu berisi bahan-bahan yang bersifat ofensif bagi Muslim. Red dari 108Jakarta.com

Gaza - Pemerintah Palestina dilaporkan telah mengumumkan bahwa mereka melarang media Israel untuk melakukan peliputan dan penyiaran di Gaza, worldbulletin melaporkan pada Jumat (26/7). Lembaga Pers Pemerintah Palestina mengeluarkan pernyataan bahwa media Israel tidak bisa lagi menyiarkan berita dari Gaza.

Pemerintah Palestina mendesak agar seluruh media Israel untuk mematuhi larangan tersebut, sekaligus memperingatkan tanggung jawab hukum jika melanggarnya. Larangan siaran juga diberlakukan bagikantor berita Israel yang baru dibuka, i24 NEWS. Meskipun siaran beritanya ada dalam bahasa Arab, Inggris danPrancis.

Di samping itu, Kepala Kejaksaan Palestina, Ismail Jaber juga memutuskan untuk menutup sementara tiga kantor perusahaan media, termasuk televise milik Saudi al-Arabiya dan kantor berita lokal, Ma’an.

Berbicara kepada kantor berita Anadolu, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Palestina, Islam Sahwan mengatakan bahwa langkah itu bersifat sementara. Putusan diambil karena gugatan yang diajukan oleh pemerintah Gaza dan beberapa warga Palestina terhadap dua media ini atas tuduhan “siaran berita yang dibuat-buat,” sampai penyelidikan berhasil disimpulkan. Red dari berbagai sumber

Seoul - Di tengah memudarnya ketertarikan industri penyiaran pada konten 3D, kini 4K alias Ultra High Definition alias resolusi 3840x2160 piksel adalah masa depan industri televisi dan penyiaran, seperti yang terjadi pada resolusi Full HD (1920x1080p) beberapa tahun lalu. Korea Cable Television & Telecommunications Association (KCTA) baru saja meluncurkan kanal perdana beresolusi 4K di Korea Selatan, 6 bulan lebih cepat dari yang dijadwalkan.

Menurut portal berita teknologi Korea etnews.com, siaran ini setahun lebih cepat dari roadmap penyiaran 4K negara tetangga mereka Jepang. Meski masih sedikit rumah tangga yang bisa menikmati siaran 4K, namun hal ini akan memudahkan KCTA untuk mengkomersialisasikan penyiaran 4K tahun depan.

Perlu dicatat bahwa belum ada standar penyiaran saat ini yang mampu menyediakan bandwidth yang cukup untuk menangani konten 4K native. Tidak seperti kementrian komunikasi Jepang yang mengkombinasikan kanal satelit dan terestrial untuk menyiarkan 4K, KCTA diduga hanya menggunakan transmisi TV kabel. Red

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.