SIARAN PERS
Peringatan Hari Penyiaran Nasional ke-86:
Merawat Kebhinekaan dengan Siaran Sehat dan Berkualitas

Banjarmasin - Momentum Hari Penyiaran Nasional yang diperingatisetiap tanggal 1 April harus menginsipirasi setiap insan penyiaran tentang perjuangan sebuah radio ketimuran pertama di Indonesia, Solosche Radio Vereeniging (SRV), yang menjadikan medium penyiaran sebagai alat untuk mempersatukan bangsa Indonesia sekaligus memperjuangkan kemerdekaannya. 

Sejarah panjang SRV ini juga memperlihatkan bahwa lewat penyiaran inilah, keberagaman dan kebhinekaan masyarakat dapat dikonsolidasikan menjadi sebuah harmoni yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Jika dikaitkan dengan kondisi saat ini, maka dunia penyiaran pun dapat mengambil peran yang signifikan untuk merawat kebhinekaan bangsa, dengan menghadirkan konten siaran yang sehat, berkualitas dan juga dapat dipercaya.

Dalam peringatan Harsiarnas ke-86 yang membawa semangat “Dari Kalimantan Selatan, Indonesia Menyiarkan Baik”, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Yuliandre Darwis mengajak setiap anak bangsa untuk menjaga keutuhan negara dengan mempublikasikan informasi yang akurat, berimbang, jujur dan bertanggung jawab. “Hari Penyiaran Nasional ini wajib dimaknai dengan semangat positif demi memberikan tatanan yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui dunia penyiaran,” ujarnya. 

KPI berterima kasih dan mengapresiasi atas penetapan resmi Hari Penyiaran Nasional tanggal 1 April yang sudah disahkan dalam Keputusan Presiden, beberap hari lalu. "Ini menjadi kado ulang tahun yang luar biasa, bagi insan penyiaran di Indonesia," ujar Yuliandre dalam sambutannya pada puncak peringatan Hari Penyiaran Nasional ke 86 di Banjarmasin, Senin (1/4/2019).  

Yuliandre memaparkan, dalam rangka usaha KPI menghadirkan konten siaran yang baik untuk masyarakat, dalam kesempatan peringatan Harsiarnas juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman terkait Riset Indeks KUalitas Program Siaran Televisi bersama 12 perguruan tinggi yang ada di 12 kota besar di Indonesia. 

KPI berharap, hasil riset dari kerja sama KPI dengan kalangan akademisi ini dapat menghasilkan informasi berkualitas untuk diterima masyarakat melalui frekuensi publik, baik televisi dan radio. Penandatanganan Nota Kesepahaman juga akan dilakukan KPI dengan Dewan Ketahanan Nasional (Wantanas) dalam bentuk Kerja Sama Pelaksanaan Aksi Bela Negara di Masyarakat Melalui Lembaga Penyiaran. 

KPI sangat menyadari, masyarakat Indonesia membutuhkan tayangan yang mendidik serta informasi berkualitas yang dapat menuntut mereka ke arah yang lebih baik. Karenanya televisi dan radio harus mampu menghadirkan siaran yang menginspirasi, menggugah kreativitas serta mendorong produktivitas anak bangsa dengan konten siaran berkualitas dan juga mempersatukan segenap elemen anak bangsa.

Pada kesempatan ini pula, KPI memberikan Penghargaan Penyiaran kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Masyarakat/ Organisasi Peduli Penyiaran, serta Tokoh Peduli Penyiaran. Ketiga penghargaan itu diberikan kepada: Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, Jaringan Radio Komunitas Indonesia, serta (Alm) Jusuf Ronodipuro.

 

 

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.