Semarang -  Komisi  Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng menyelenggarakan media literasi di SMK Negeri 4 Semarang, pekan lalu.

Acara literasi media selalu dilakukan KPID Jateng dalam upaya mengajak masyarakat untuk mengkritisi isi media, khususnya televisi dan radio dalam rangka antara lain menjaga nilai dan budaya Indonesia.

“Dulu film kartun dan sinteron tentang cinta dilarang tayang, mengapa sekarang masih juga muncul di televisi?” Pertanyaan itu dilontarkan oleh Fajar, siswa SMK 4 Semarang.

Pertanyaan itu dijawab Iin Tazkiyyatul Muthmainnah, Komisioner KPID Jateng, sebagai hal yang benar. “Film Kartun yang untuk anak-anak sering mengandung kekerasan, sedang sinetron disukai penonton. Untuk itulah literasi media terus dilakukan untuk selalu mengingatkan pada  pengelola televisi agar lebih selektif memilih tayangan,” kata dia.

Siswa lain yang sebagian dari jurusan multimedia mengajukan pertanyaan mengapa lebih banyak suku asing diberitakan, sementara di Indonesia banyak suku bangsa; apakah film asing juga disensor, mengapa adegan ciuman diblur tetapi kekerasan tetap ditayangkan.
Beberapa pertanyaan yang menandakan kekritisan siswa terus dilontarkan, sampai akhirnya acara ditutup Hartoto Sutopo, mewakili sekolah.

“Masyarakat Indonesia terkenal santun, tetapi sekarang banyak terjadi kekerasan,” kata Puja RZ, Wakil Ketua KPID Jateng saat membuka acara.

Diharapkan peserta menjadi agen literasi media dan menyebarkan pada masyarakat luas. Narasumber lain pada acara itu Humaini Adisusilo dari praktisi media dan akademisi. Sumber suaramerdeka.com

Hak Cipta © 2024 Komisi Penyiaran Indonesia. Semua Hak Dilindungi.